Rabu, 23 Desember 2009

Rencana Tuhan
Saat kita berusaha tentunya selalu berdoa memohon kepada Tuhan agar dikabulkan semua harapan dan keinginan kita, namun tidaklah serta merta seperti minum obat langsung sembuh. Harapan dan keinginan kita ak.an dipertimbangkan oleh Beliau apakah sudah saatnya atau ada sesuatu yang lebih baik dan didahulukan yang diberikan oleh-Nya.
Semua rencana beliau sangat indah untuk masing-masing umatnya, ketika mengalami kegagalan kita cenderung menyalahkan diri sendiri, sedih, kecewa dan emosi, padahal tanpa kita sadari Tuhan telah menyiapkan rencana besar dan sesuatu yang lebih baik dari apa yang kita inginkan. Kesadaran itu baru muncul apabila kita berpikir jernih dan merenungkan kembali arti kegagalan tersebut.
Saat SPK dulu, dan dari kecil saya ingin meraih sesuatu yang baik di bidang bela diri, pernah ikut pencak silat namun gagal ( tidak kontinyu pelatihannya ), pernah ikut karate namun tidak jelas penyelesaiannya. Dalam hati dan benakku ingin sekali mendapatkan sesuatu yang berharga, ternyata kesempatan tersebut datang pada saat mengikuti pendidikan PTIk, ada progran beladiri dalam kurikulum dan tidak tanggung-tanggung sampai tingkat Dan I. Dalam undian kelompok saya masuk karate, alangkah senangnya hati ini dan sangat terasa sekali Tuhan masih memberikan berkah-Nya sampai saat ini.
Sungguh indah rencana Tuhan, kita patut bersyukur pada-Nya dan jangan sia-siakan apa yang telah Beliau anugrahkan.

Minggu, 22 November 2009

PTIK

Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK)
"Garbha Wiyata Luhur Bhayangkara"

Menjadi mahasiswa PTIK adalah dambaan setiap Perwira Polri, menjadi dewasa adalah sebuah keharusan, menyikapi sesuatu secara positif, tidak berprasangka merupakan beberapa ciri khas berpikir positif. Kritis dan korek adalah kemampuan yang diasah di PTIK. Dididik menjadi seorang mahasiswa yang dituntut berkemampuan akademisi, berpikir ilmiah, tidak katanya dan semua berpedoman pada theory serta dasar berpikir yang sistematis.
Lulusan PTIK diharapkan mampu menjadi manajer yang berkemampuan administratif dan akademik yang memadai, punya bank ilmu yang akan menjadi referensi dalam mengambil keputusan di Lapangan. Banyak contoh yang diberikan dosen selama perjalanan tugas dan pemberian komentar saat bertugas, sering terjadi kesalahan yang sebenarnya tidak perlu terjadi dan menuai kritik dari masyarakat. Seperti dalam kasus Bibit-Chandra, terdapat kesalahan keterangan bahwa menahan adalah hak, yang sebenarnya adalah kewenangan Polri.
Dalam kasus Mbok Minah (pencuri 3 biji kakau), sangat disayangkan tidak ada upaya memanfaatkan diskresi untuk menyelesaikan perkara secara non yustisial. Menurut antropologi dan sosiologi hal ini dimungkinkan untuk diselesaikan tanpa harus melalui pengadilan.
Saat menjadi mahasiswa PTIK, kita bisa bercermin mengenai wajah Kepolisian RI saat terdahulu, kini dan yang akan datang. Kajian lengkap mengenai yang seharusnya dilakukan adalah tercermin dari mata kuliah, pelatihan yang diberikan selama di PTIK, kalau kami boleh menyampaikan sekilas beberapa Learning Poin yang didapatkan selama di PTIK yaitu :
- Manajemen Training level II (MTL-II), diikuti dengan Outward bond
- Test Toefel Bahasa Inggris
- Ilmu sosial (Sosiologi, Antropologi, Hubungan antar suku bangsa, kriminologi, kenakalan remaja, etika dan falsafah)
- Ilmu Manajemen (Administrasi Pemerintahan, Perilaku Organisasi, Administrasi Kepolisian, Manajemen Kepolisian)
- Ilmu Pasti (Statistika)
- Ilmu Kepolisian (Manajemen Reskrim, Hukum Kepolisian, Manajemen Intel, Kapita Selekta Forensik, Perbandingan sistem kepolisian)
- Bela diri
- Pembuatan Skripsi (Renlit, Penelitian)
- Latihan Prosedur Staf (Latprostap)
- Jianmas
Kemampuan-kemampuan diatas harus dikuasai dan dipadukan nantinya saat bekerja dilapangan, sekembalinya dari bangku kuliah, tentunya kita akan dihadapkan pada berbagai tugas dengan permasalahan dan tantangan yang berbeda. Kemajuan dunia dewasa ini menuntut kita untuk bekerja keras menyesuaikan dengan situasi dan kondisi yang berkembang di masyarakat.

Jumat, 20 November 2009

BEKERJA YANG BAIK DAN MILIKI INTEGRITAS

Betapa ironinya kehidupan kita saat ini di satu sisi banyak yanghidup lebih dari berkecukupan, namun disisi lain masih banyak juga yang kekurangan bahkan dibawah garis kemiskinan, serba kekurangan dan tidak layak.



Jika kita renungkan sudah 64 tahun negara kita merdeka, namun belum mampu mengangkat derajat ekonomi bangsa setara dengan negara lain.



Apakah penyebabnya?



Mari kita telusuri dan coba untuk mengurai, menganalisa dan mencari solusi untuk kebaikan kita bersama, disaat kita sudah menemukan yang terbaik, rasanya kita cepat bosan dan tidak bisa mempertahankan dan meningkatkannya, cepat puas hati.




1. Gaya hidup, tidak disiplin


Jam karet, itulah kita mengatakannya kepada siapapun disaat-saat pertemuan dan kegiatan selalu tidak tepat waktunya.


2. Tidak sesuai aturan


Kita hanya ingin apa yang kita inginkan tercapai, aturan sering dibijaksanai dengan berbagai alasan sehingga ruang dan celah selalu terbuka sesuai keinginan kita.


3. Ketidakjujuran


Dalam pekerjaan maupun keuangan dan apapun adanya kita mengalami krisis kepercayaan yang teramat sangat, tidak jujur adalah salah satu penyebab kita tidak percaya satu sama lain dan kebohongan itu sangat merugikan negara kita.


4. Gaya Hidup
Ada yang bergaya hidup mewah sedangkan yang lain masih dalam kesederhanaan, pola gotong royong telah berubah menjadi gaya hidup individual dan uang menjadi salah satu pengganti segala urusan.
Semua yang kami sampaikan diatas adalah beberapa dari sekian banyak faktor kalau kita renungkan sangat berpengaruh cukup signifikan. Apa yang harus kita lakukan menyikapi hal tersebut dan membuat segala sesuatunya menjadi lebih bermakna dalam kehidupan kita di bidang manapun kita mengambil bagian.
Disiplin dalam segala hal adalah yang utama dan sangat dibutuhkan, mulailah dari diri sendiri, semua orang sangat mendambakan sikap disiplin anda dan sangat terbantu karena kedisiplinan tersebut.
Patuhilah semua peraturan yang berlaku, jangan melanggar hak orang lain dengan bijak sana, bijak sini. Betapa gampangnya hidup dalam sebuah keteraturan dimana semua saling mengerti, memahami dan menghormati hak-hak orang lain.
Hidup sederhanalah, berbuat yang terbaik untuk semua orang.
Semua itu adalah bagian dari integritas kita yang harus dibangun sejak dini dengan komitmen yang kuat, kemauan serta motivasi yang tinggi. Banyak orang sudah berhasil melakukannya dan meraih suatu keberhasilan di bidang tersebut, maka jangan ragu lagi, bergiatlah wahai saudaraku, sahabatku dan seluruh masyarakat negeri ini.



Selasa, 10 November 2009

KERINDUAN, KESEDERHANAAN DAN PENCAPAIAN

Kami tidak pernah berpikir dan mengira jalan kehidupan akan menjadi seperti sekarang, jauh dari orang tua, merantau, bekerja dan memiliki keluarga. Tak terasa semuanya terasa begitu cepat dan dalam keadaan seperti sekarang muncul perasaan rindu akan orang tua, rindu pada sentuhan kasihnya, masakannya serta nasehatnya.
Beliau mendidik dengan disiplin dan menurut caranya sendiri, betapa besarnya kasih mereka. Mereka juga mengajarkan kesederhanaan hidup yang tiada tara, mungkin tidak pernah membeli pakaian baru, tidak pernah mau makan di luar sampai sekarangpun, masih sangat sederhana.
Pencapaian sampai saat ini sungguh luar biasa, apa yang beliau tanamkan telah berbuah keberhasilan anak-anaknya bekerja dan berkeluarga. Karena itu jangan pernah kecewakan beliau.
Empati
Pentingnya menjaga perasaan empati yang kita miliki sebagai salah satu anugrah dari Tuhan, disamping cinta kasih. Empati tumbuh di dalam setiap hati manusia ketika memahami suatu keadaan yang membuat perasaan terenyuh, sedih, ikut merasakan perasaan orang lain.
Berbicara mengenai perasaan, sangat subyektif, tidak bisa diukur dengan materi, namun bisa dirasakan oleh siapa saja. Jika kita kasihan kepada orang maka kita akan berusaha dan berpikir bagaimana caranya bisa berbuat sesuatu untuk mereka, jika kita merasakan setiap keluh kesah orang lain maka hati kita ikut tergerak memahami apa yang mereka rasakan dan seolah kita juga punya beban moral untuk berkewajiban meringankan beban mereka.
Kini apa yang anda rasakan, apakah sudah berempati dengan orang lain? Empati sangat erat kaitannya dengan hubungan antara satu individu dengan individu yang lain, sejauh mana seseorang menghargai hubungan itu, tidak hanya dinilai dari apa yang diucapkannya.
Komunikasi juga sangat diperlukan dalam mengembangkan empati kita, karena tanpa komunikasi kita sulit mengetahui perasaan orang lain. Bisakah empati ditukar, dihitung dengan materi? Menurut saya materi bisa dicari, sepertinya sudah diatur sesuai dengan amal perbuatan kita masing-masing. Namun empati tidak bisa dinilai dengan materi.
Contoh : Kalau kita memiliki perkataan maka kita harus pertanggung jawabkan, apakah itu bercanda atau main-main? Hargailah perasaan orang lain kepada kita, jangan hanya memikirkan untung dan ruginya karena kita tidak tahu apa yang terjadi esok hari. Bisa saja orang yang kita abaikan sekarang, suatu saat akan menjadi penolong kita, penentu nasib kita dan sebagainya.
Ga apa-apa, itu semua hak kita masing-masing, namun ketika mengatakan akan bertemu orang lain, kenapa harus dibelokkan lagi untuk membatalkan sesuatu yang ingin disepakati. Semoga kita menjadi lebih baik dan koreksi diri kita masing-masing. Kami berhutang budi, begitu banyak kebaikan yang telah anda berikan namun apalah daya sampai saat ini kami belum bisa membalasnya, suatu saat kami akan melakukan yang terbaik kepada anda.
Maafkan jika kami menumpahkannya dalam tulisan ini, kehidupan ini memang keras, untung rugi menjadi perhitungan yang sangat penting dan berharga, suatu saat kami ingin melakukan sesuatu namun tidak berhasil dan malah suatu saat ada penawaran. Gimana ya, saat kita menganggap remeh seseorang, saat itulah kita harus melihat diri kita juga begitu remeh.
Jadikanlah pelajaran berharga untuk menjaga perasaan orang lain, jadilah orang kuat, tekun, ulet dan sabar, belajarlah banyak tentang hidup ini. Semoga kita bisa membahagiakan orang lain dengan apa yang bisa kita berikan kepada mereka.

Sabtu, 03 Oktober 2009

Nyekah, Sebuah Nilai Luhur

21 September 2009, waktu cuti bersama Lebaran, kesempatan pulang ke Bali bersama Theresia dan Satriya. Waktu 12 hari setelah ngaben, dikenal dengan ngrorasin. Melihat urutan upacara mulai dari Ngeluhurin, Nguben dan Nyegara Gunung, sungguh suatu penghormatan yang sangat luar biasa kepada sang Atman itu sendiri, yang diwujudkan sebagai leluhur. Upacara, banten dan kegiatan dibuat dengan tulus, hikmat dan sangat agung.
Betapa hatiku tergetar membayangkan kelak saat kami juga diupacarakan seperti ini, sepertinya keluarga yang melaksanakan upacara dengan bantuan "krama banjar' tidak peduli apakah mereka yang diupacarakan pernah berbuat tidak baik semasa hidupnya, pernah menyakiti dan lain-lain. Melihat upacara yang dilakukan sepertinya semua memaklumi kekurangan mereka, memaafkan kesalahan mereka dan mendoakan mereka mendapatkan tempat disisi Ida Hyang Widhi Wasa.
Rangkaian Upakara dilaksanakan secara kolektif dan dipusatkan di Balai Banjar, para anggota keluarga yang mempunyai pekerjaan membentuk panitia pelaksana dan masing-masing disebut konsumen. Bahan dan biaya dikeluarkan berdasarkan kesepakatan, semua pekerjaan dilaksanakan bersama-sama dibantu krama banjar yang lain, siang malam mereka bekerja tanpa mengenal lelah, mengesampingkan pekerjaan sehari-hari, seolah tak berpikir tentang nafkah, mereka mengutamakan Yadnya.
Betapa terharunya hatiku, masyarakatku, keluargaku selalu hidup damai, rukun, bekerja keras dan tidak membeda-bedakan. Mereka jarang keluar daerah, saat Nyegara Gunung di pantai Goa Lawah, ada kapal besar di tepi pantai, sebagian perhatian mereka melihat kapal tersebut, seolah kagum dan bertanya-tanya.
Sepertinya Yadnya sudah menjadi makanan sehari-hari masyarakat di Banjarku khususnya, setelah selesai rangkaian Ngaben, krama banjar sudah dinanti dengan Ngayah dalam rangka Piodalan di Pura Khayangan Tiga, mulai dari Pura Dalem, Baleagung dan selanjutnya menyongsong hari raya Galungan dan Kuningan.
Capek dan bosankah mereka? melihat semangat dan wajah ikhlas dan ceria mereka, seolah tidak ada sedikitpun keluhan, semuanya mengalir dengan penuh ketulusan, Kami hanya bisa berdoa dari Jakarta sini, Ida Hyang Widhi berikanlah selalu semua wargamu kesehatan, keselamatan, kerahayuan dan rejeki yang lancar.
Selamat wahai warga masyarakatku, keluargaku, saudara-saudaraku semua, doakanlah kami disini agar tidak mengecewakan kalian kelak, bisa membawa nama harum dan mengangkat jiwa semangat Banjarku untuk mengabdi pada Nusa dan Bangsa Indonesia.
Bravo.

Jumat, 04 September 2009

Menanam dan Menuai, Belajar dari Alam

....."Jagung ditanam, jagung dituai", "Ketela ditanam, ketela yang akan dituai", "Padi ditanam, padi pula yang akan dipanen"
Begitulah orang tua mengajarkan kita kearifan dan sebuah motivasi untuk bekerja, karena kalau tidak menanam sesuatu apapun maka kita tidak akan memetik hasil apapun juga. Kasarannya kalau kita hanya berpangku tangan (malas), niscaya akan memperoleh apa yang kita inginkan. Dalam kalimat tersebut memang diumpamakan tanaman saja, alam yang paling mudah kita mengerti dan nyata hasilnya mungkin bisa dikatakan sebagai hukum alam, dimana Sang Pencipta sudah mengkodratkan bahwa apa yang kita tanam maka hasilnya juga buah dari tanaman tersebut yang kita tuai atau panen untuk bisa dinikmati.
" Dalam kehidupan kita sehari-hari bukan hanya tanaman secara fisik yang kita tanam untuk memenuhi kebutuhan biologis dan menjaga kelangsungan hidup, namun kita juga harus menanam kebajikan, perbuatan luhur, baik dan mulia yang akan berbuah kebahagiaan, kedamaian dan ketentraman dalam hidup kita di dunia maupun di akhirat.
Menanam kebajikan memang tidak terlihat, abstrak, hasilnyapun tidak terlihat, namun dapat dirasakan dan bersifat kekal. Tanaman ini akan menjadi vitamin bagi jiwa kita dan diibaratkan sebuah deposito yang tidak akan pernah habis.
..."Kami merenung saat menanam bunga, pohon buah di depan rumah kontrakan Kami di Jakarta, cukup banyak tanaman yang sudah ada di Pot, tanaman itu tidak langsung berbuah, ada memang yang berbunga karena saat Kami ambil bibitnya memang sudah ada bunganya. Kami amati dan coba sekali waktu ada kesempatan bercakap-cakap dengan mereka mengagungkan Sang Pencipta disamping mereka, setiap hari kami memberikan perawatan dengan menyiram dan memberikan pupuk, semakin hari tanaman yang kecil mulai memperlihatkan daunnya yang hijau, bunganyapun mulai mengembang, sungguh mereka siap tumbuh menghiasi halaman rumah kami menjadi hijau dan tentu akan memberi balasan atas siraman Kami setiap hari dengan kesegaran hijau daunnya dan keelokan bunganya.
"Kami bisa menanam beberapa tanaman hias, namun apakah Kami sudah menanam kebaikan dan berapa banyak kebajikan yang sudah kami depositkan ? Tidaklah sulit menanam sebuah pohon, begitupun menanam kebajikan, asal kita memiliki kemauan untuk melakukannya.
"Semuanya sudah disiapkan oleh-Nya, tinggal Kita menggali, memelihara dan berbagi dengan orang lain"
Mengertikah Anda dengan apa yang Kami utarakan dengan tulisan ini : tentu anda punya kebijakan sendiri mengenai hal itu, kalau boleh Kami belajar dari para pembaca bagaimana kita menanam tanaman dan menanam kebajikan.
Kami punya ide dan pemikiran tentang tanam-menanam :
1. Tanamlah Bunga atau apapun yang bisa ditanam, mulai dari halaman rumah, tempat-tempat umum dan dimanapun anda berada, satu tanaman akan sangat bermanfaat untuk kelangsungan hidup kita.
2. Rawatlah tanaman tersebut dan sayangilah mereka, hukum alam akan berlaku disini, tanpa bicarapun, tanpa diminta dia akan tumbuh, berbuah/berbunga.
Untuk Menanam Kebajikan :
1. Sisihkanlah sedekah dari penghasilan anda kepada orang yang membutuhkan.
2. Berbagilah kebahagiaan melalui hal-hal kecil yang bisa membuat orang lain tersenyum
3. Ringan tanganlah.
Masih banyak kekurangan dari Tulisan ini, mohon ditambahkan saran, pendapat anda. Banyak menanam, banyak menuai.
Salam

Makna menanam sesuatu

Selasa, 07 Juli 2009

Dirgahayu Bhayangkaraku...

Kami bangga padamu Polri, kini usiamu sudah 63 th, terbilang sudah tua, bahkan memasuki uzur kalau diibaratkan dengan umur manusia. Semakin Tua, semua berharap kamu semakin matang, maju, profesional dan segudang harapan masyarakat berada di pundakmu.
Perjuangan pertama sesuai komitmen, janji, formula yang digariskan pimpinan Polri adalah merebut dan membangun kepercayaan masyarakat, karena tanpa Trush, niscaya keberhasilan Polri dalam melaksanakan tugas belum maksimal.
Kedua yaitu menjadikan Polri sebagai Partner dari masyarakat, arogansi dihilangkan, kedudukan sejajar sebagai mitra yang senantiasa bekerjasama dalam membangun situasi aman dan tertib.
Ketiga yaitu memberikan pelayanan prima kepada segenap lapisan masyarakat, sesuai dengan tuntutan masyarakat modern yang menginginkan sesuatu yang berubah, tidak menunggu lama, tidak mengalami kerugian lebih banyak dan merasa puas dengan pelayanan yang diberikan oleh anggota Polri.
Itulah Perjuangan yang harus kita lakukan sebagai anggota Polri, semua adalah tanggung jawab kita bersama, para pendahulu telah meletakkan landasan, mempersiapkan segala sesuatunya dan tinggal kita melanjutkan perjuangan mereka. Mampukah, bisakah kita mencapai keberhasilan ini? Kembali kepada sejauh mana komitmen kita untuk berjuang, apa kepentingan kita dan untuk apa kita perlu berjuang?
Hakikatnya jelas, mau tidak mau, suka tidak suka itulah yang harus kita laksanakan, banyak orang ingin menjadi anggota Polri, tugas Polisi begitu mulia, tiada keraguan lagi kita harus sungguh-sungguh menjalankan tugas kita dengan penuh keikhlasan.
----- :) Kembalilah pada pedoman hidup dan pedoman moral kita yakni Tri Brata dan Catur Prasetya. Semangatlah...
Wahai seluruh insan Polri mari berjuang bersama untuk meraih masa depan lebih baik dan mempersembahkan yang terbaik untuk seluruh masyarakat.
"Hiduplah Polri, Jayalah selalu, Doa Restu kami untukmu"

Senin, 22 Juni 2009

Satu lagi...sambungan

Sudah hampir mau satu bulan sejak berita dari istriku tentang kehamilannya, tak terasa " suatu malam dia menelpon dan ingin makan nasi goreng bikinanku, "Duh gimana ya, tapi berbekal keyakinan dalam hati aku berjanji esok harinya akan kubuatkan dan kirim lewat pesawat. "Kusimpan dalam pikiran bawah sadarku hingga esok harinya subuh-subuh aku bangun masak dan goreng nasinya kemudian kukirimkan ke Sentani untuk dititip lewat pesawat ke Biak. "Memang Tuhan Maha Besar dan kekuatan cinta mengantarkan nasi gorengku sampai di Biak dengan lancar".
Apakah istriku sudah mulai ngidam?. Pasti pikirku, tak ada yang lain karena dia begitu manja saat memintaku. Untuk kali ini aku akan berusaha memenuhi tiap keinginannya, aku ingin anak yang dikandungnya memperoleh berkah yang melimpah dari Tuhan dan kesalahan yang pernah kuperbuat saat istriku mengandung Satriya tidak terulang lagi. "Papa sangat mencintai kalian tiga (Mama, Satriya dan si kecil dalam kandungan).
Masih ada sesuatu yang aku pikirkan karena sebentar lagi akan berangkat mengikuti pendidikan PTIK di Jakarta, bagaimana dengan Mama dan Satriya yang ingin ikut bersama-sama di Jakarta, mau ngajak pembantu lagi.
Saya sangat menyayangi mereka, saya berharap mereka mau tinggal di Bali, menghirup sejuknya udara di kampung dan akan lebih banyak saudara, nenek, kakeknya Satriya yang akan memperhatikan dan menjaga mereka.
Kuliah di PTIK merupakan sebuah keharusan yang mempunyai pilihan beragam, disiapkan flat untuk tempat tinggal yang berukuran sedang, dan diberikan keleluasaan kalau mau tinggal di luar, tentu semua dengan konsekuensinya masing-masing. Tinggal di Flat harus menyesuaikan dengan tempat dan segala bumbu-bumbunya, sedangkan di luar juga harus mengeluarkan biaya ekstra yang belum disiapkan posnya.
Memang ada simpanan namun itu untuk masa depan dan tidaklah seberapa dibandingkan dengan lamanya waktu untuk menyisihkannya.
Semuanya harus direncanakan dan dipikirkan dengan matang dan baik.
Jadi waspadalah dan gunakan dengan akal sehat.

Kamis, 11 Juni 2009

Persiapan Tambah Satu Lagi...

Om Bhur Bwah Swah...dering suara ponselku dari mama syg, istriku. Suaranya lirih khas nada manja dan merajut... ada apa gerangan dalam hatiku... akhirnya dia menceritakan bahwa bulan ini telat datang bulan dan sudah dites, hasilnya positif. artinya...Satriya mo dapat adik lagi, duh senangnya perasaan ini sebuah anugrah yang luar biasa dari Ida Hyang Widhi Wasa.

Bersambung...

Senin, 01 Juni 2009

Bulan Istimewa....31 th

Seiring waktu berjalan tibalah kita di pertengahan tahun 2009, bulan genap yang harinya sesuai penanggalan Masehi berjumlah 30 hari, di penghujung bulan inilah 31 tahun yang lalu merupakan hari kelahiranku. Jumat Umanis, wuku Kelawu menurut perhitungan bulan Bali. Berbintang Cancer, bershio kuda dan entah apa lagi yang menyertai hari kelahiranku. Kita masih berpatokan kepada penanggalan Masehi sebagai tolak ukur menentukan hari-hari penting termasuk hari lahir yang diperingati setiap tahun sebagai hari ulang tahun.
Tentu saja hari ulang tahun sangat penting sebagai momen untuk introspeksi diri, merenung dan lebih mendalami hakikat kehidupan yang sudah kita jalani sampai saat ini. Banyak orang membuat perayaan khusus pada hari ulang tahunnya, syukuran, doa bersama dan sebagainya. Semua orang di lingkungan sosialnya juga turut serta merayakannya, ada yang memberikan hadiah, ucapan selamat sampai kejutan yang bersifat tantangan, lelucon atau gojlokan yang akan membuat kenangan tersendiri.

Khusus untukku aku akan merencanakan sesuatu yang lebih baik untuk momen ultahku kali ini karena tahun ini adalah tahun krusial untuk menentukan perjalanan karier, masa depanku. kita tentu tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi di kemudian hari yang mengakibatkan penyesalan berkepanjangan.
Bersambung .........

Minggu, 31 Mei 2009

Mencintai dan Dicintai

The Power of Love, judul lagu yang dibawakan dengan penuh emosi oleh sang Penyanyi, " Celine Dion" sampai kita semua terbawa emosi untuk menghayati dan meresapi makna lagu tersebut. Dalam kehidupan sehari-hari banyak contoh kekuatan luar biasa yang timbul dari perasaan Cinta.

Kembali kepada hakikat kita sebagai manusia yang terlahir dari buah cinta kasih antara laki dan perempuan dan sebagai mahluk ciptaan-Nya. Tuhan memberikan cinta kasih kepada setiap umat-Nya untuk diteruskan satu sama lain dalam kehidupan di dunia ini.

Tidak ada yang bisa hidup atau yang hidup tanpa cinta kasih.