Sebuah Dusun yang dahulu jauh dari hiruk pikuk pengaruh perkembangan jaman, jalan akses yang sulit serta kehidupan tradisional yang kental, kini telah berubah menjadi salah satu lintasan jalur strategis yang menghubungkan satu dusun dengan dusun lainnya. Akses jalan terbuka ke kota, wisatawan mulai berdatangan, hotel-hotel mulai berdiri dan tanah-tanah tebing pun mulai dijual oleh masyarakat.
Secara geografis Dusun Laplapan terletak di dataran yang cukup tinggi, diapit oleh jurang dan sungai Petanu yang mengalir tenang dan jernih. Mata air terdapat di beberapa tempat yang dapat segera diminum. Hamparan persawahan bisa ditemui setelah melewati pemukiman penduduk. Pemandangan yang disajikan sungguh menakjubkan alami, damai dan udara yang sejuk.
Penduduk Dusun Laplapan telah mengalami berbagai percampuran, perkawinan dengan berbagai suku, banyak yang merantau ke kota di seluruh Indonesia sampai di Luar Negeri. Perkembangan jumlah kelahiran semakin meningkat, tidak sebanding dengan lahan yang dimiliki, sehingga tanah teba (tanah di belakang rumah) telah banyak dirambah menjadi rumah, bahkan sawah pun saat ini sudah digunakan sebagai bangunan.
Kesejahteraan penduduk mulai meningkat seiring dengan kemajuan pembangunan dan pariwisata, hampir tiap rumah sudah memiliki kendaraan bermotor dan berbagai perlengkapan rumah sampai sarana telekomunikasi berupa telepon rumah dan handphone. Sesuatu yang begitu cepat dalam kurun waktu 10 tahun terakhir.
Dusun yang dahulu begitu akrab dan ramah seolah berubah perlahan menjadi asing dan tidak lagi ramah (mungkin ini perasaan dan kekhawatiran kami saja) sebagai anak kampung yang lama meninggalkan kampungnya.
Kini kami telah menjadi orang (seperti kata masyarakat di kampung), ingin sekali melakukan sesuatu yang bermanfaat untuk semua masyarakat di kampung kami, bukan maksud untuk mencari apa-apa, namun semua terbersit dan muncul karena rasa kecintaan yang begitu dalam untuk kampung halaman. Masa-masa indah sejak kecil sangat terasa sampai saat ini, kalau dirunut ke belakang, kami bisa menjadi orang karena kampung kami beserta orang-orang yang ada di dalamnya. Dukungan moral, motivasi, karakter, filsafat hidup banyak kami temukan dan dapatkan dari masyarakat di kampung. Seni sebagai salah satu alat untuk mengembangkan diri, cara bekerja keras dan kesederhanaan adalah salah satunya.
Banyak orang kampung yang berhasil dan masih banyak juga yang belum menemukan pekerjaan, pendidikan dan segala sesuatu yang berguna untuk masa depannya.
Mulai saat ini kami ingin membangun kampung halaman kami dengan segala daya upaya sampai mengalami kesejahteraan bagi semua umatnya. Berbagi dan berbagi, melakukan yang terbaik, untuk semua orang-orang tercinta di kampung yang kami tinggalkan.
Biarkan kami pergi menggapai cita-cita kami yang tinggi sampai menjadi Jenderal sehingga bisa mengangkat citra dan cita masyarakat di kampung kami.