Minggu, 22 November 2009

PTIK

Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK)
"Garbha Wiyata Luhur Bhayangkara"

Menjadi mahasiswa PTIK adalah dambaan setiap Perwira Polri, menjadi dewasa adalah sebuah keharusan, menyikapi sesuatu secara positif, tidak berprasangka merupakan beberapa ciri khas berpikir positif. Kritis dan korek adalah kemampuan yang diasah di PTIK. Dididik menjadi seorang mahasiswa yang dituntut berkemampuan akademisi, berpikir ilmiah, tidak katanya dan semua berpedoman pada theory serta dasar berpikir yang sistematis.
Lulusan PTIK diharapkan mampu menjadi manajer yang berkemampuan administratif dan akademik yang memadai, punya bank ilmu yang akan menjadi referensi dalam mengambil keputusan di Lapangan. Banyak contoh yang diberikan dosen selama perjalanan tugas dan pemberian komentar saat bertugas, sering terjadi kesalahan yang sebenarnya tidak perlu terjadi dan menuai kritik dari masyarakat. Seperti dalam kasus Bibit-Chandra, terdapat kesalahan keterangan bahwa menahan adalah hak, yang sebenarnya adalah kewenangan Polri.
Dalam kasus Mbok Minah (pencuri 3 biji kakau), sangat disayangkan tidak ada upaya memanfaatkan diskresi untuk menyelesaikan perkara secara non yustisial. Menurut antropologi dan sosiologi hal ini dimungkinkan untuk diselesaikan tanpa harus melalui pengadilan.
Saat menjadi mahasiswa PTIK, kita bisa bercermin mengenai wajah Kepolisian RI saat terdahulu, kini dan yang akan datang. Kajian lengkap mengenai yang seharusnya dilakukan adalah tercermin dari mata kuliah, pelatihan yang diberikan selama di PTIK, kalau kami boleh menyampaikan sekilas beberapa Learning Poin yang didapatkan selama di PTIK yaitu :
- Manajemen Training level II (MTL-II), diikuti dengan Outward bond
- Test Toefel Bahasa Inggris
- Ilmu sosial (Sosiologi, Antropologi, Hubungan antar suku bangsa, kriminologi, kenakalan remaja, etika dan falsafah)
- Ilmu Manajemen (Administrasi Pemerintahan, Perilaku Organisasi, Administrasi Kepolisian, Manajemen Kepolisian)
- Ilmu Pasti (Statistika)
- Ilmu Kepolisian (Manajemen Reskrim, Hukum Kepolisian, Manajemen Intel, Kapita Selekta Forensik, Perbandingan sistem kepolisian)
- Bela diri
- Pembuatan Skripsi (Renlit, Penelitian)
- Latihan Prosedur Staf (Latprostap)
- Jianmas
Kemampuan-kemampuan diatas harus dikuasai dan dipadukan nantinya saat bekerja dilapangan, sekembalinya dari bangku kuliah, tentunya kita akan dihadapkan pada berbagai tugas dengan permasalahan dan tantangan yang berbeda. Kemajuan dunia dewasa ini menuntut kita untuk bekerja keras menyesuaikan dengan situasi dan kondisi yang berkembang di masyarakat.

Jumat, 20 November 2009

BEKERJA YANG BAIK DAN MILIKI INTEGRITAS

Betapa ironinya kehidupan kita saat ini di satu sisi banyak yanghidup lebih dari berkecukupan, namun disisi lain masih banyak juga yang kekurangan bahkan dibawah garis kemiskinan, serba kekurangan dan tidak layak.



Jika kita renungkan sudah 64 tahun negara kita merdeka, namun belum mampu mengangkat derajat ekonomi bangsa setara dengan negara lain.



Apakah penyebabnya?



Mari kita telusuri dan coba untuk mengurai, menganalisa dan mencari solusi untuk kebaikan kita bersama, disaat kita sudah menemukan yang terbaik, rasanya kita cepat bosan dan tidak bisa mempertahankan dan meningkatkannya, cepat puas hati.




1. Gaya hidup, tidak disiplin


Jam karet, itulah kita mengatakannya kepada siapapun disaat-saat pertemuan dan kegiatan selalu tidak tepat waktunya.


2. Tidak sesuai aturan


Kita hanya ingin apa yang kita inginkan tercapai, aturan sering dibijaksanai dengan berbagai alasan sehingga ruang dan celah selalu terbuka sesuai keinginan kita.


3. Ketidakjujuran


Dalam pekerjaan maupun keuangan dan apapun adanya kita mengalami krisis kepercayaan yang teramat sangat, tidak jujur adalah salah satu penyebab kita tidak percaya satu sama lain dan kebohongan itu sangat merugikan negara kita.


4. Gaya Hidup
Ada yang bergaya hidup mewah sedangkan yang lain masih dalam kesederhanaan, pola gotong royong telah berubah menjadi gaya hidup individual dan uang menjadi salah satu pengganti segala urusan.
Semua yang kami sampaikan diatas adalah beberapa dari sekian banyak faktor kalau kita renungkan sangat berpengaruh cukup signifikan. Apa yang harus kita lakukan menyikapi hal tersebut dan membuat segala sesuatunya menjadi lebih bermakna dalam kehidupan kita di bidang manapun kita mengambil bagian.
Disiplin dalam segala hal adalah yang utama dan sangat dibutuhkan, mulailah dari diri sendiri, semua orang sangat mendambakan sikap disiplin anda dan sangat terbantu karena kedisiplinan tersebut.
Patuhilah semua peraturan yang berlaku, jangan melanggar hak orang lain dengan bijak sana, bijak sini. Betapa gampangnya hidup dalam sebuah keteraturan dimana semua saling mengerti, memahami dan menghormati hak-hak orang lain.
Hidup sederhanalah, berbuat yang terbaik untuk semua orang.
Semua itu adalah bagian dari integritas kita yang harus dibangun sejak dini dengan komitmen yang kuat, kemauan serta motivasi yang tinggi. Banyak orang sudah berhasil melakukannya dan meraih suatu keberhasilan di bidang tersebut, maka jangan ragu lagi, bergiatlah wahai saudaraku, sahabatku dan seluruh masyarakat negeri ini.



Selasa, 10 November 2009

KERINDUAN, KESEDERHANAAN DAN PENCAPAIAN

Kami tidak pernah berpikir dan mengira jalan kehidupan akan menjadi seperti sekarang, jauh dari orang tua, merantau, bekerja dan memiliki keluarga. Tak terasa semuanya terasa begitu cepat dan dalam keadaan seperti sekarang muncul perasaan rindu akan orang tua, rindu pada sentuhan kasihnya, masakannya serta nasehatnya.
Beliau mendidik dengan disiplin dan menurut caranya sendiri, betapa besarnya kasih mereka. Mereka juga mengajarkan kesederhanaan hidup yang tiada tara, mungkin tidak pernah membeli pakaian baru, tidak pernah mau makan di luar sampai sekarangpun, masih sangat sederhana.
Pencapaian sampai saat ini sungguh luar biasa, apa yang beliau tanamkan telah berbuah keberhasilan anak-anaknya bekerja dan berkeluarga. Karena itu jangan pernah kecewakan beliau.
Empati
Pentingnya menjaga perasaan empati yang kita miliki sebagai salah satu anugrah dari Tuhan, disamping cinta kasih. Empati tumbuh di dalam setiap hati manusia ketika memahami suatu keadaan yang membuat perasaan terenyuh, sedih, ikut merasakan perasaan orang lain.
Berbicara mengenai perasaan, sangat subyektif, tidak bisa diukur dengan materi, namun bisa dirasakan oleh siapa saja. Jika kita kasihan kepada orang maka kita akan berusaha dan berpikir bagaimana caranya bisa berbuat sesuatu untuk mereka, jika kita merasakan setiap keluh kesah orang lain maka hati kita ikut tergerak memahami apa yang mereka rasakan dan seolah kita juga punya beban moral untuk berkewajiban meringankan beban mereka.
Kini apa yang anda rasakan, apakah sudah berempati dengan orang lain? Empati sangat erat kaitannya dengan hubungan antara satu individu dengan individu yang lain, sejauh mana seseorang menghargai hubungan itu, tidak hanya dinilai dari apa yang diucapkannya.
Komunikasi juga sangat diperlukan dalam mengembangkan empati kita, karena tanpa komunikasi kita sulit mengetahui perasaan orang lain. Bisakah empati ditukar, dihitung dengan materi? Menurut saya materi bisa dicari, sepertinya sudah diatur sesuai dengan amal perbuatan kita masing-masing. Namun empati tidak bisa dinilai dengan materi.
Contoh : Kalau kita memiliki perkataan maka kita harus pertanggung jawabkan, apakah itu bercanda atau main-main? Hargailah perasaan orang lain kepada kita, jangan hanya memikirkan untung dan ruginya karena kita tidak tahu apa yang terjadi esok hari. Bisa saja orang yang kita abaikan sekarang, suatu saat akan menjadi penolong kita, penentu nasib kita dan sebagainya.
Ga apa-apa, itu semua hak kita masing-masing, namun ketika mengatakan akan bertemu orang lain, kenapa harus dibelokkan lagi untuk membatalkan sesuatu yang ingin disepakati. Semoga kita menjadi lebih baik dan koreksi diri kita masing-masing. Kami berhutang budi, begitu banyak kebaikan yang telah anda berikan namun apalah daya sampai saat ini kami belum bisa membalasnya, suatu saat kami akan melakukan yang terbaik kepada anda.
Maafkan jika kami menumpahkannya dalam tulisan ini, kehidupan ini memang keras, untung rugi menjadi perhitungan yang sangat penting dan berharga, suatu saat kami ingin melakukan sesuatu namun tidak berhasil dan malah suatu saat ada penawaran. Gimana ya, saat kita menganggap remeh seseorang, saat itulah kita harus melihat diri kita juga begitu remeh.
Jadikanlah pelajaran berharga untuk menjaga perasaan orang lain, jadilah orang kuat, tekun, ulet dan sabar, belajarlah banyak tentang hidup ini. Semoga kita bisa membahagiakan orang lain dengan apa yang bisa kita berikan kepada mereka.